Jakarta (ANTARA) - Yayasan Peduli Anak memandang bahwa Pusat Kesejahteraan Anak yang hampir rampung dibangun di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) berpotensi menjadi cetak biru atau acuan nasional untuk upaya perlindungan anak berbasis komunitas di Indonesia.
"Jika kami bisa membuktikan model ini berhasil, maka pendekatan ini bisa direplikasi oleh LSM, komunitas, bahkan pemerintah," kata Chaim Joel Fetter selaku Pendiri Yayasan Peduli Anak dalam keterangan resminya yang diterima di Jakarta, Selasa.
Lebih lanjut, Fetter menyampaikan bahwa proyek Pusat Kesejahteraan Anak yang dikerjakan oleh pihaknya selama hampir lima tahun itu kini 95 persen selesai, dengan fasilitas lengkap, seperti rumah tinggal, sekolah, masjid, klinik kesehatan, sport center, dan kebun organik.